green society. |
JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan UNESCO dan Connet Asia akan menyelenggarakan seminar dunia secara online dengan topik membangun masyarakat hijau (green society), pada Jumat mendatang (25/11/2011).
Seminar real time online tersebut akan dikemas dalam bentuk widya tele wicara (video teleconference) dengan menampilkan pembicara dari Asia, Eropa, dan Amerika.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud, Djoko Santoso mengatakan, seminar ini akan diikuti oleh para mahasiswa dari 100 perguruan tinggi di tiga benua, 12 negara dan meliputi rentang waktu sekitar 17 jam. Perguruan tinggi paling timur adalah Universitas Negeri Papua (GMT +9) dan perguruan tinggi paling barat adalah Columbia University di New York (GMT -8).
Selain diikuti melalui widya telewicara, seminar ini juga akan dipancar luaskan melalui video streaming yang sepenuhnya dikendalikan melalui jejaring INHERENT (Indonesia Higher Education and Research Network) oleh Ditjen Dikti, di Jakarta.
INHERENT merupakan jejaring perguruan tinggi di Indonesia yang terhubung melalui jaringan fiber optic. INHERENT merupakan jejaring riset, pembelajaran, dan manajemen perguruan tinggi yang paling besar di Asia Tenggara, bahkan di Asia.
"Ini bukti lain bahwa perguruan tinggi kita telah memiliki dan cukup maju dalam memanfaatkan teknologi informasi dan telekomunikasi dalam riset dan pembelajaran," kata Djoko, di Gedung Kemdikbud, Jakarta, Rabu (23/11/2011).
Topik dalam seminar ini membahas topik yang sangat penting, yaitu tentang keberkelanjutan kehidupan dan kesejahteraan umat manusia. Seminar ini juga membuktikan bahwa melalui widya telewicara, jarak dan perjalanan jauh bisa disiasati sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca.
"Ini salah satu bukti jika teknologi informasi dan kominikasi dapat membantu menyelesaikan permasalahan dunia, khususnya yang berkaitan dengan bumi kita," ujarnya.
Adapun para tokoh yang akan berbicara pada seminar ini adalah, Direktur the Earth Institute, Columbia University Jeffrey Sachs akan menjadi pembicara kunci dan berbicara dari New York, Amerika Serikat. Mantan Rektor United Nations University, Hans Van Ginkel akan berbicara dari Utrecht, Belanda.
Selanjutnya adalah Duta Budaya dari Unesco, Herbie Hancock akan berbicara dari Los Angeles. Mantan Presiden Club of Rome, R Martin Lees akan berbicara dari Perancis. Dekan Fakultas Kajian Lingkungan dan Informasi Keio University, yang juga dikenal sebagai bapak internet Jepang, Jun Murai akan berbicara dari Tokyo.
Guru Besar Universitas Malaya, Faridah Noor, akan berbicara dari Kuala Lumpur. Tak ketinggalan tokoh dari Indonesia, penasehat Presiden dalam masalah lingkungan, dan Guru Besar Universitas Indonesia, Emil Salim akan berbicara dari Jakarta.
Seminar ini akan dipandu oleh Desi Anwar, dimulai pukul 14.00 WIB sampai 16.00 WIB, pada Jumat, 25 November 2011 dan dapat diikuti oleh masyarakat luas melalui live streaming.
Seminar real time online tersebut akan dikemas dalam bentuk widya tele wicara (video teleconference) dengan menampilkan pembicara dari Asia, Eropa, dan Amerika.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud, Djoko Santoso mengatakan, seminar ini akan diikuti oleh para mahasiswa dari 100 perguruan tinggi di tiga benua, 12 negara dan meliputi rentang waktu sekitar 17 jam. Perguruan tinggi paling timur adalah Universitas Negeri Papua (GMT +9) dan perguruan tinggi paling barat adalah Columbia University di New York (GMT -8).
Selain diikuti melalui widya telewicara, seminar ini juga akan dipancar luaskan melalui video streaming yang sepenuhnya dikendalikan melalui jejaring INHERENT (Indonesia Higher Education and Research Network) oleh Ditjen Dikti, di Jakarta.
INHERENT merupakan jejaring perguruan tinggi di Indonesia yang terhubung melalui jaringan fiber optic. INHERENT merupakan jejaring riset, pembelajaran, dan manajemen perguruan tinggi yang paling besar di Asia Tenggara, bahkan di Asia.
"Ini bukti lain bahwa perguruan tinggi kita telah memiliki dan cukup maju dalam memanfaatkan teknologi informasi dan telekomunikasi dalam riset dan pembelajaran," kata Djoko, di Gedung Kemdikbud, Jakarta, Rabu (23/11/2011).
Topik dalam seminar ini membahas topik yang sangat penting, yaitu tentang keberkelanjutan kehidupan dan kesejahteraan umat manusia. Seminar ini juga membuktikan bahwa melalui widya telewicara, jarak dan perjalanan jauh bisa disiasati sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca.
"Ini salah satu bukti jika teknologi informasi dan kominikasi dapat membantu menyelesaikan permasalahan dunia, khususnya yang berkaitan dengan bumi kita," ujarnya.
Adapun para tokoh yang akan berbicara pada seminar ini adalah, Direktur the Earth Institute, Columbia University Jeffrey Sachs akan menjadi pembicara kunci dan berbicara dari New York, Amerika Serikat. Mantan Rektor United Nations University, Hans Van Ginkel akan berbicara dari Utrecht, Belanda.
Selanjutnya adalah Duta Budaya dari Unesco, Herbie Hancock akan berbicara dari Los Angeles. Mantan Presiden Club of Rome, R Martin Lees akan berbicara dari Perancis. Dekan Fakultas Kajian Lingkungan dan Informasi Keio University, yang juga dikenal sebagai bapak internet Jepang, Jun Murai akan berbicara dari Tokyo.
Guru Besar Universitas Malaya, Faridah Noor, akan berbicara dari Kuala Lumpur. Tak ketinggalan tokoh dari Indonesia, penasehat Presiden dalam masalah lingkungan, dan Guru Besar Universitas Indonesia, Emil Salim akan berbicara dari Jakarta.
Seminar ini akan dipandu oleh Desi Anwar, dimulai pukul 14.00 WIB sampai 16.00 WIB, pada Jumat, 25 November 2011 dan dapat diikuti oleh masyarakat luas melalui live streaming.
0 comments:
Posting Komentar